Langkah-Langkah Perawatan Blemish
MEMBERSIHKAN WAJAH: Gunakan pembersih lembut yang dapat larut dalam air.
Salah satu mitos yang paling umum dalam perawatan kulit adalah bila Anda merasakan adanya sensasi dingin atau geli berarti sebuah produk sedang “bekerja.” Rasa tersebut sebenarnya berarti iritasi kulit, dan produk yang mengakibatkan sensasi tersebut sebenarnya dapat mengganggu proses penyembuhan kulit, membuat bekas luka memburuk, dan membantu perkembangan bakteri yang menyebabkan jerawat. Menggunakan pembersih yang mengandung bahan-bahan yang dapat menyumbat pori-pori (seperti sabun mandi dan sabun muka batangan) juga dapat memperburuk masalah (Sumber: Dermatologic Therapy, Februari, 2004, Suplemen, halaman 16-25 dan 26-34). Langkah penting pertama adalah menemukan pembersih lembut yang dapat larut dalam air.
Jika Anda sedang membersihkan makeup yang membandel atau waterproof (anti air), Anda mungkin perlu menggunakan kain lap untuk memastikan Anda telah membersihkan seluruhnya. Untuk mencegah tumbuhnya bakteri pada kain lap tersebut, gunakan kain lap yang bersih setiap kali Anda membersihkan wajah Anda.
EXFOLIATING: Gunakan produk 1 hingga 2% beta hydroxy acid (BHA) (atau 8% alpha hydroxy acid (AHA)) untuk mengangkat sel-sel kulit mati. Sebagai peraturan umum untuk semua jenis jerawat (termasuk komedo), BHA lebih disukai daripada AHA karena BHA lebih dapat menembus minyak dan masuk ke dalam pori-pori dengan lebih baik (Sumber: Cosmetic Dermatology, Oktober 2001, halaman 65-72). Menembus pori-pori penting dalam meng-exfoliate lapisan dalam pori-pori. Tetapi, beberapa orang (termasuk mereka yang alergi terhadap aspirin) tidak dapat menggunakan BHA, sehingga AHA merupakan pilihan lain yang dapat digunakan.
Scrub oles atau kain lap dapat digunakan sebagai exfoliant mekanik. Hal ini dapat berguna bagi beberapa orang untuk mengangkat sel kulit mati, tetapi tetap tidak dapat dibandingkan dengan keefektifan BHA, AHA, atau perawatan oles yang diresepkan. Berhati-hatilah agar Anda tidak terlalu banyak menggosok saat menggunakan scrub mekanik—terlalu banyak mengikis kulit dapat mengganggu kemampuan kulit untuk sembuh.
DESINFEKTAN OLES: Benzoyl peroxide* dianggap sebagai desinfektan oles yang dijual bebas yang paling efektif dalam merawat blemish (Sumber: Skin Pharmacology and Applied Skin Physiology, September-Oktober 2000, halaman 292–296). Jumlah penelitian yang menunjukkan keefektifan benzoyl peroxide sangat banyak dan juga konklusif (Sumber: American Journal of Clinical Dermatology, April 2004, halaman 261-265; dan Journal of the American Academy of Dermatology, November 1999, halaman 710–716). Diantara fungsi benzoyl peroxide, salah satunya adalah kemampuannya dalam menembus folikel rambut untuk mencapai bakteri penyebab jerawat dan membunuhnya—dengan resiko iritasi yang rendah. Selain itu, ia tidak memiliki masalah yang berasal dari perlawanan bakteri seperti yang dialami oleh obat anti-bakteri (antibiotik) oles yang diresepkan (Sumber: Dermatology, 1998, volume 196, issue 1, halaman 119–125).
Tidak terdapat banyak pilihan yang dapat digunakan untuk membunuh bakteri pada kulit. Alkohol dan sulfur/belerang bisa menjadi desinfektan yang baik, tetapi mereka juga terlalu mengeringkan dan dapat menyebabkan iritasi. Hal ini dapat membuat masalah kulit menjadi semakin buruk dan dapat mengganggu kemampuan kulit dalam memperbaiki diri. (Sumber: American Journal of Clinical Dermatology, April 2004, halaman 217-223 dan Cosmetics & Toiletries Magazine, Maret 2004, halaman 6; dan Infection, Maret-April 1995, halaman 89-93).
Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa Tea tree oil/minyak tea tree dapat menjadi desinfektan yang efektif. Medical Journal of Australia (Oktober 1990, halaman 455–458) membandingkan tingkat efektifitas dari 5% tea tree oil dengan 5% benzoyl peroxide dalam merawat jerawat. Kesimpulannya adalah “kedua perawatan terbukti efektif dalam mengurangi jumlah luka yang membengkak/jerawat disepanjang percobaan, dengan hasil yang signifikan membuktikan bahwa benzoyl peroxide lebih baik daripada tea tree oil. Jumlah minyak berkurang secara signifikan pada kelompok benzoyl peroxide bila dibandingkan dengan kelompok tea tree oil." Sayangnya, kebanyakan produk yang dijual di pasaran memiliki tingkat konsentrat tea tree oil sedikit diatas 1%, dan bukannya 5% sebagaimana yang digunakan dalam studi.
Bagi beberapa orang, menggunakan desinfektan yang dioleskan saja mungkin cukup, tetapi biasanya hal tersebut jarang terjadi. Kombinasi antara antibakterial oles dan exfoliant sangat efektif dalam melawan blemish. Membersihkan kulit tanpa melakukan exfoliating dan membunuh bakteri kurang efektif dalam melawan blemish. Anda mungkin mendapat hasil yang cukup baik bila menggunakan salah satu diantaranya saja, tetapi dengan menggunakan kombinasi dari keduanya maka akan sangat efektif dalam merawat blemish.
*Catatan: Benzoyl peroxide dapat menetralkan efektifitas kebanyakan jenis retinoid (misalnya, Retin-A, Tazorac), oleh karena itu tidak dapat digunakan pada saat yang sama. Untuk mendapatkan manfaat dari keduanya, Anda dapat menggunakan benzoyl peroxide di pagi hari dan retinoid di sore hari. Akan tetapi, Differin (adapalene) terbukti tetap stabil dan efektif walaupun digunakan bersama dengan benzoyl peroxide (Sumber: British Journal of Dermatology, Okt. 1998, halaman 139).
MENYERAP MINYAK BERLEBIH: Hal ini mungkin merupakan masalah perawatan kulit yang paling sulit untuk dikendalikan. Karena produksi minyak hanya dipicu oleh hormon, maka tidak ada yang bisa Anda oleskan untuk menghentikan produksi minyak. Satu-satunya hal yang dapat Anda lakukan adalah menghindari produk yang mengandung minyak atau emollient agar tidak memperburuk masalah. Untuk menyerap minyak, Anda dapat menggunakan beragam masker lumpur, tetapi hindarilah masker yang mengandung bahan-bahan penyebab iritasi. Walaupun terdengar aneh, Phillip's Milk of Magnesia juga dapat digunakan sebagai masker muka. Produk ini sesungguhnya tak lebih dari magnesium hydroxide cair yang bekerja sangat baik dalam menyerap minyak. Seberapa sering Anda harus menggunakan masker bergantung pada jenis kulit Anda, beberapa jenis kulit tertentu menggunakannya setiap hari; yang lainnya menggunakannya seminggu sekali.
Pilihan Medis
RETINOIDS: Selain daripada exfoliation, pilihan menggunakan obat yang diresepkan untuk memperbaiki fungsi pori-pori mencakup Retin-A(tretinoin), Differin(adapalene), and Tazorac (tazarotene). Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa obat tersebut efektif dalam merawat jerawat (Sumber: Journal of the American Medical Association, Agustus 11, 2004, halaman 726-735). Bergantung pada jenis kulit Anda, Anda dapat menggunakan obat tersebut sampai dua kali sehari. Anda juga dapat menggunakannya hanya pada malam hari dan mengkombinasikannya dengan BHA atau AHA di pagi hari. Sebagai pilihan lain, beberapa dermatologis menyarankan penggunaan BHA atau AHA terlebih dahulu lalu baru menggunakan Retin-A, Differin, atau Tazorac. BHA atau AHA meningkatkan efektivitas dengan membantu penetrasi produk lain. Konsultasikanlah dengan dokter Anda dan bereksperimenlah untuk mengetahui frekuensi, kombinasi, dan urutan pemakaian yang paling sesuai untuk kulit Anda.
ANTIBIOTIK ORAL (DIMINUM): Jika pilihan obat yang dijual bebas yang telah dibicarakan sebelumnya (pembersih yang lembut, exfoliants, dan bahan-bahan antibakterial) atau penggunaan retinoid yang diresepkan tidak memberikan hasil yang memuaskan, antibiotik oral yang diresepkan oleh dokter merupakan pilihan lain yang dapat dipertimbangkan. Beberapa studi menunjukkan bahwa antibiotik oral, yang digunakan bersama dengan tretinoin oles atau exfoliant oles, dapat mengendalikan dan sangat mengurangi jerawat (Sumber: Cutis, Juni 2004, halaman 6-10; dan International Journal of Dermatology, Januari 2000, halaman 45–50).
Tetapi, walaupun antibiotik oral sangat efektif, penggunaannya harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Efek samping dari penggunaan jangka pendek antibiotik sangat serius, bakteri penyebab jerawat dapat menjadi kebal terhadap antibiotik dan menyebabkan jerawat bermunculan kembali (Sumber: Dermatology, Januari 2003, halaman 54-56; American Journal of Clinical Dermatology, April 2003, halaman 813-831 dan Maret 2001, halaman 135–141; dan The General Meeting of the American Society for Microbiology, Mei 2001). Apapun tindakan yang Anda pilih, Anda harus mendiskusikan hal tersebut secara menyeluruh dan memantau efek samping penggunaannya bersama dengan dermatolog/ahli kulit Anda.
PHOTODYNAMIC THERAPY: Juga disebut dengan terapi cahaya, telah terbukti efektif untuk merawat jerawat (Sumber: Journal of Cosmetic Laser Therapy, Juni 2004, halaman 91-95). Perawatan ini menggunakan obat yang dioleskan yang disebut dengan aminolevulinic acid (obat yang biasa digunakan untuk merawat kondisi kulit yang bila tidak segera diobati dapat menjadi kanker) bersama dengan penggunaan laser yang tidak menyebabkan kerusakan kulit atau sumber cahaya yang disebut juga sinar biru (Sumber: American Academy of Dermatology, www.aad.org). Setelah obat oles selesai diaplikasikan, pasien duduk didepan sumber cahaya selama 15 hingga 30 menit. Biasanya hal ini perlu dilakukan tiga sampai lima kali sesi selama jangka waktu tertentu sebelum akhirnya Anda dapat melihat hasilnya.
Bila Semuanya tak Berhasil
Jika jerawat Anda terus muncul setelah Anda mencoba pilihan-pilihan yang telah saya sebutkan sebelumnya, Anda mungkin perlu untuk mempertimbangkan perawatan yang lebih serius seperti penghambat hormon atau pil KB yang dirancang untuk mengurangi jerawat.
Accutane adalah pilihan terakhir yang saya tawarkan karena efek sampingnya yang sangat serius, khususnya jika seorang wanita menjadi hamil saat sedang menggunakannya (Saya membahas pilihan ini secara menyeluruh dalam buku saya The Beauty Bible, 2nd Edition). Tetapi, Accutane merupakan satu-satunya pilihan yang dapat menyembuhkan jerawat. Metode lainnya hanya dapat memperkecil masalah. Lebih dari 50% orang yang menggunakan Accutane selama satu resep dan mereka tidak pernah berjerawat lagi, sekaligus menghilangkan minyak berlebih. Lebih banyak orang yang membuktikannya setelah menggunakannya untuk yang kedua kalinya. (Sumber: Skin Therapy Letter, Maret 2004, halaman 1-4; Expert Opinion on Drug Safety, Februari 2004, halaman 119-129; dan Journal of the American Medical Association, Augustus 2004, halaman 726-735).
Jika terjadi iritasi, Anda mungkin harus mengurangi pemakaian exfoliant, disinfektan, dan/atau masker muka. Hal tersebut bukan berarti rutinitas perawatan kulit tidak efektif, tetapi mungkin kulit Anda tidak tahan dengan frekuensi pemakaiannya, paling tidak mungkin di awal pemakaian. Kesabaran dan kesediaan untuk bereksperimen merupakan kunci keberhasilan dalam merawat blemish.
Jika Anda memutuskan untuk mencoba pilihan obat yang diresepkan seperti Retin-A, Differin, atau Tazorac, Anda dapat memilih untuk menggunakan obat tersebut saja sekali dalam sehari, atau Anda dapat mengaplikasikan AHA atau BHA terlebih dahulu lalu menggunakan salah satu pilihan obat yang diresepkan setelahnya.
Jika Anda memutuskan untuk mencoba pilihan produk antibakteri yang diresepkan, Anda dapat menggunakan produk tersebut untuk menggantikan posisi Blemish Fighting Solutions.
Jika Anda merasa obat yang dioleskan tersebut terlalu mengakibatkan iritasi, pilihan lain dari menghentikan pemakaian produk tersebut adalah dengan mengurangi frekuensi pemakaian atau mengganti produk dengan exfoliant atau antibakterial lain. Jika Anda merasa Retin-A menyebabkan iritasi, Anda dapat mempertimbangkan untuk menggunakan Differin atau Tazorac. Yang paling penting adalah konsistensi. Diperlukan 4-6 minggu untuk melihat adanya perbaikan pada kulit (itu merupakan waktu dari satu siklus kehidupan jerawat).
Catatan: Anda tidak dapat menggunakan benzoyl peroxide bersamaan dengan Retin-A; Anda dapat menggunakan Retin-A di sore hari dan benzoyl peroxide di pagi hari. Tetapi, Differin dapat digunakan bersama dengan benzoyl peroxide.